Jepang memang menawarkan gaji fresh graduated sangat besar yakni 200.000 yen atau setara dengan 20juta rupiah dengan kepastian kenaikan gaji. BURUH DI JEPANG GAJINYA Rp 21 JUTA PERBULAN. Tidak heran banyak mahasiswa Indonesia yang mengadu nasib di negeri sakura tersebut untuk mencari uang.
Terlepas dari besaran gajinya, ada hal-hal yang menjadi dasar penting dalam pencarin kerja di Jepang. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan saat wawancara kerja di Jepang.
1. KEBUTUHAN DASAR
Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang sangat terikat dengan impresi pertama. Mereka menilai orang dari penampilan luarnya, sebelum mengupas kulit hingga ke dalam intisari orang tersebut. Standar berpakaian dan kebutuhan dasar dalam wawancara di Jepang agar meninggalkan impresi yang baik adalah:
a. Bahasa
Pintar berbahasa inggris tapi hanya tahu arigato dan konichiwa dalam bahasa Jepang? OUT. Pada dasarnya perusahaan Jepang tidak membutuhkan orang yang pintar berbahasa inggris. Eksklusivitas membuat mereka butuh orang yang sanggup berbicara paling tidak mendekati level native. Untuk itu Anda perlu bukti, sertifikat Japanese Language Proficiency Test (JLPT), minimal level 2 dan level 1 untuk standar.
b. Pakaian
Anda diwajibkan mengenakan:
1. Jas (disarankan yang berwarna hitam)
2. Kemeja lengan panjang (disarankan yang berwarna putih atau lembut)
3. Dasi (hanya untuk pria, jangan gunakan dasi warna hijau)
4. Sepatu pantofel (pastikan sepatu Anda bersih dan tersemir, disarankan warna gelap dan untuk wanita tidak boleh menggunakan stileto)
5. Tas punggung/Tote Bag (ukuran a4, hitam)
6. Jam tangan analog
7. Stocking (hanya untuk wanita, gunakan warna gelap dan tanpa motif)
c. Dokumen Penting
Lengkapilah dengan Resume (CV) yang ditulis dalam bahasa Jepang ataupun bahasa Inggris. Pas foto, dilarang menggunakan kacamata dan jangan sampai ada rambut yang menutupi bahu. Anda tidak dilarang untuk tersenyum natural.
d. Lain-lain:
Siapa yang bisa menjamin nama Anda bisa dibaca oleh orang Jepang? Maka dari itu, sediakan kartu nama dengan dua sisi berbeda, satu sisi dengan alfabet, satu sisi dengan huruf kana. Ini bisa mempersingkat waktu perkenalan, sekaligus meningkatkan value Anda di mata orang Jepang. Bawalah note yang tidaka terlalu besar dan catat hal-hal penting yang disampaikan oleh pewawancara. Ini juga memberikan kesan bahwa Anda adalah orang yang sangat terorganisir dan dapat diandalkan.
2. YES OR NO? MANNER DALAM WAWANCARA
Ada istilah HORENSO dalam bahasa Jepang untuk menyebut tiga dasar dalam bekerja di Jepang. Jika diterjemahkan secara langsung, horenso berarti sayur bayam, dan jelas tidak ada hubungannya dalam melamar kerja.
HORENSO disini adalah singkatan dari tiga kata:
1.HO-koku: Laporan, yakni mengabari atasan untuk semua proggress dan masalah.
2.REN-raku: Kontak, yakni tidak pernah lupa menghubungi atasan dan dapat selalu dihubungi.
3. SO-dan: Diskusi, yakni membicarakan masalah dengan atasan atau untuk mendengar advice dari atasan.
Selain itu pun, terdapat hal-hal penting yang YES dan yang NO dalam wawancara kerja, yaitu:
a. YES:
1. Tepat waktu, dalam artian sudah berada di tempat wawancara 5menit sebelumnya.
2. Selidiki baik-baik informasi perusahaan dan juga kompetitor perusahaan tersebut. dengan begitu, Anda bisa memuji perusahaan tersebut dalam wawancara dengan membandingkannya dengan perusahaan kompetitor.
3. Simple, jangan berlebihan dalam make up, jangan warnai rambut, jangan bergaya visual kei, jadilah manusia normal hanya untuk sejenak. Untuk pria, disarankan potongan rambut pendek hitam. Untuk wanita, disarankan rambut kucir kuda atau rambut pendek hitam.
4. Lakukan wawancara di banyak perusahaan. Jangan terpaku pada satu perusahaan saja.
5. Gunakan bahasa sopan tingkat tinggi. Dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah KEIGO. Namun bahasa ini sangat sulit dikuasai, dan jika terpaksa tidak dapat menguasainya, gunakan saja bahasa sopan tingkat standar.
b. NO:
1. Terlambat, apapun alasannya dan berapapun menitnya
2. Bertanya tentang gaji, waktu lembur, dan beban pekerjaan. Jika ingin tahu, tanyakanlah sebelum hari H. Hubungi orang dalam ataupun teman yang bekerja di perusahaan itu.
3. Mengenakan perhiasan berlebihan. Sembunyikan tato dan lepaskan piercing untuk pria.
4. Terlalu bersemangat atau tegang, sehingga banyak menggunakan bahasa tubuh dan berekspresi. Anda akan terlihat tidak dapat dipercaya.
5. Berbohong tentang kemampuan dan karir kepegawaian Anda.
3. KAPAN DAN BAGAIMANA LANGKAH SHUSHOKU KATSUDO?
Shushoku katsudo bahasa kerennya nyari kerja. Di Jepang sebagian besar siswa berburu kerja sebelum lulus dari universitas atau sekolah tinggi. Satu tahun sebelum lulus, diharapkan menawarkan kerja ke perusahaan, dan enam bulan kemudian mereka akan memberikan janji kerja setelah mereka lulus. Mahasiswa Jepang umumnya mulai mencari pekerjaan sekaligus di tahun ketiga mereka. Pemerintah mengizinkan perusahaan untuk memulai proses seleksi dan memberikan penawaran resmi mulai 1 April, pada awal tahun keempat. Pekerjaan ini terutama akan dimulai pada tanggal 1 April tahun berikutnya. Karena proses ini, mencapai posisi yang baik sebagai karyawan biasa pada setiap saat sepanjang tahun, atau di kemudian hari sangat sulit.
Karena perusahaan lebih mengutamakan fresh graduated, siswa yang tidak berhasil dalam mencapai tawaran pekerjaan setelah lulus sering memilih untuk tinggal sekolah selama satu tahun lagi. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain, dimana perusahaan umumnya tidak diskriminasi terhadap mereka yang tidak lulus baru. Sebagian besar perusahaan membayar sedikit perhatian ke catatan akademis atau pengalaman universitas siswa, dan lebih memilih untuk melatih karyawan baru sesuai dengan standar perusahaan.
Sebaliknya, calon karyawan di jepang sebagian besar dinilai latar belakang pendidikan mereka. Prestise universitas dan sekolah tinggi bahwa seorang siswa menghadiri memiliki efek yang ditandai pada kemampuan mereka untuk menemukan pekerjaan sama dicari sebagai orang dewasa.
Perusahaan-perusahaan besar khususnya, lebih memilih untuk mempekerjakan lulusan baru universitas bergengsing dalam jumlah besar untuk mengggantikan pensiun pekerja dan laki-laki.